Langsung ke konten utama

Hanya Jika

Jika puisi itu benar untukku
Terimakasih karena kamu masih mengingatku
Puisimu sungguhlah indah

Jika benar semalam kamu memandang rembulan
Maaf, semalam aku tidur lebih awal
Sehingga aku tak memandangnya secara langsung
Tapi tenang, semalam aku bermimpi sedang memandangnya

Jika benar semalam kamu bercengkerama denganku
Kurasa itu sebuah kebenaran
Karena kau tahu?
Di dalam mimpiku semalam
Aku sedang memandang rembulan bersama seseorang yang tak terlihat oleh mataku
Instingku berkata seseorang itu adalah kamu

Dan jika benar kamu merindukanku
Akulah orang yang lebih merindukanmu

Aku senang jika puisi itu benar untukku
Tapi kenyataannya puisi itu tak benar untukku
Kemarin kau tak menanyakan kabarku
Lantas dari arah mana kau mengetahui kabarku sedang baik
Jelas puisi itu tertuju pada orang lain

Kau juga bilang "semoga dalam senyap kita saling mendoakan"
Tapi nyatanya hanya aku saja yang berdoa untuk kebaikanmu
Sedangkan kamu berdoa untuk kebaikan orang lain

Tak mengapa
Dengan kamu terus menulis puisi
Entah itu karena menyalurkan perasaanmu atau karena hal lain
Berarti kamu sedang bahagia karena menggeluti hobimu

Memang benar ya, pengharapan itu sungguh menyakitkan
Aku mencoba menghentikannya
Tapi hati tetap tak mau menghiraukan
Aku lelah berbicara padanya
Berkali- kali ku menasihatinya
Ia tetap tak mendengarkan

Hanya satu yang bisa ku lakukan sekarang
"Menerima semuanya"
Semoga aku segera menemukan kebahagiaanku begitu juga kamu

Kamis, 11 Mei 2017

Komentar

  1. Denyut nadi terasa terhenti saat kerinduan semakin menjadi candu, aku yang begitu sangat merindumu namun tidak denganmu yang selalu merindukannya

    BalasHapus

Posting Komentar