Langsung ke konten utama

Tanda Tanya

Dengan simpul sepertiga
Terpaksa aku katakan

Aku bahagia
Kamu sudah terbebas dari pengaruh burukku
Teruslah melaju
Hingga kakiku kelu untuk mengejarmu

Tak perlu berbalik arah
Lalu menopangku
Lanjutkan capaianmu
Sesuai batas waktu deadlinemu

Aku berharap kau tak mengingatku
Karena ketiadaanku mungkin semakin dekat
Sedekat salam rinduku kepadamu
Di setiap malam heningku

Tak perlu mengingatku
Entah karena kebahagiaan atau kesedihan yang pernah kau cipta bersamaku
Sekarang, kamu ya kamu
Tanpa bayanganku

(Kediri, 8 Juni 2018)


Tulisan di atas sengaja ditulis satu minggu sebelum lebaran. Dimana  hari itu adalah hari aku harus sadar dan mulai mengikhlaskan kamu yang jelas masih kucinta, bahkan rasa itu masih ada sampai detik aku mengetik kumpulan kalimat tak berguna ini. Satu minggu itu benar- benar kugunakan untuk bercerita tentang hal yang sebenarnya tidak ada manfaatnya. Seperti orang aneh yang tidak ditanya tapi malah bercerita panjang lebar. Ya itulah aku kala itu.

Tetapi kusampaikan terimakasih tak terhingga karena kamu masih saja mau mendengar celotehan yang aneh- aneh dan panjang itu.

Kamu, sayang.
Aku sadar, memperjuangkanmu tak kan semudah itu. Berbincang denganmu tak kan merubah keputusanmu. Berusaha menjaga kontak denganmu juga tak memastikan bahwa aku dan kamu akan bersama.

Aku lelah
Sungguh!
Sangat lelah
Iya, sekarang aku berhenti

Berhenti memperjuangkanmu sendirian.

Jika setelah ini aku jarang menanyakan kabarmu. Percayalah, aku sedang mati- matian menahan untuk tak perhatian kepadamu. Aku pun pasti gelisah memikirkan keadaanmu. Apa aktivitasmu sekarang? Apa kesedihan yang sedang menerpamu? Ataupun, siapa orang- orang yang membuatmu tertawa?

Semoga kamu selalu dikelilingi kawan yang senantiasa mampu mengajakmu dekat dengan Allah ya :)

Aku hanya berhenti berjuang sendirian dan memulai untuk memperjuangkanmu berdua, bersama Allah SWT. Tenang saja, aku tidak terlalu berambisi kok. Sehingga apapun takdir Allah untuk aku dan kamu nanti, akan aku terima dengan sepenuh hati.

Dengan simpul sempurna, aku katakan, aku bahagia melihat kamu bahagia. Ini fakta. Tersenyumlah selalu. Aku suka senyummu. Senyum dengan simpul tak terdefinisi. Bagai sihir bagi yang melihatnya. Bagilah senyum itu pada banyak orang. Tularkan pada mereka. Agar kedamaian tercipta dimana- mana. Seperti kamu, yang mampu mencipta kedamaian dalam hatiku. Sampai saat ini.

Senyummu, tulus tanpa paksa.

Jika suatu hari nanti ada kesempatan kita bertemu kembali, kuharap kamu mau memberikan senyum dengan simpul tak terdefinisi itu kepadaku dan akan kubalas semampuku.

Namun, jika nanti kamu tidak menemukan bayangan barang sehelai dari rambutku, tetaplah tersenyum tulus. Jika ada kesempatan, taburkan mawar putih di atas pusaraku dengan senyum sembari berdoa agar kita bisa bertemu di Jannah, InsyaAllah. Setelahnya jangan ada genangan air mata yang melepuhkan kelopak matamu. Kalau sampai itu terjadi, kamu akan kesusahan membuka mata. Karena kamu agak sipit wkwkk

Baiklah, mungkin itu saja yang ingin aku katakan. Tidak perlu khawatir, semua sudah digariskan. Walaupun arahnya berbeda, jika sudah takdirnya maka akan bertemu di sebuah titik persinggungan yang tepat. Nanti. Percaya saja.


Sekian, sampai jumpa di waktu dan tempat yang tepat nanti. ^-^





Komentar