Langsung ke konten utama

Mengertilah!

Jangan terlalu cepat menyimpulkan bahwa rasa itu telah tiada. Karena rasa itu sesungguhnya masih bersemedi kuat dalam hatimu. Ia diam. Ia benar- benar serius dalam semedinya. Tak ingin mengganggu kefokusanmu. Jika ada rasa yg lebih indah datang, maka berhati- hatilah. Itu menjadi ujianmu. Ujian seberapa setia kamu dengan rasa sebelumnya. Juga mengukur seberapa konsistennya kamu dengan ucapanmu.

Sekali- kali jangan kau alihkan rasa itu untuk rasa yang baru datang, jangan! Sekali saja kau terlena dengan rasa yg baru datang itu, kamu akan kehilangan rasa yg setia tetap bersemedi dalam hatimu. Bisa jadi kamu tak akan menemukan rasa itu lagi untuk selamanya. 

Dia akan menghilang jauh dari peradaban. Karena kamu tega mengkhianatinya. Padahal dia juga mati- matian mempertahankan rasa itu dalam hatinya yang mana banyak rasa yang datang lebih indah dari rasa yang pernah kau berikan. Tapi dia tetap bersikukuh percaya dengan kesetiaanmu.

Setelah itu, akankah dia bisa mempercayakan lagi rasanya terhadapmu? Jelas tidak.

Kamu harusnya tahu, Ia sangat mengingat kata terakhirmu tentang tak ingin membawanya ke lembah dosa. Lantas ia terus berprasangka baik terhadapmu. Tak terkecoh oleh kicauan sekitarnya. Kekeuh dengan kepercayaannya terhadapmu. Dan terus meningkatkan kualitas dirinya. 

Ia benar- benar menanti hari itu tiba. Hari pertemuannya denganmu. Hingga ia terus berhati- hati dalam setiap langkah yang ia ambil. Agar semesta juga mendukung pertemuannya denganmu.

Kepadamu yang semoga masih menyimpan rasa itu, berhati- hatilah dengan rasa, jangan sampai gegabah memaknainya.

Komentar