Guratan cahaya senja Memecah siluet lensa kamera Perlahan padam Menjauhi kegelapan malam Sinar rembulan menggantikannya Menyihir semua mata yang melihatnya Hingga meneteskan air yang asin rasanya Iya, sinar rembulan Tetesan air itu adalah air mataku Aku menangis Karena menatap pancaran sinarmu Membuatku menerawang ke Februari sebelumnya Saat kamu masih menggenggam erat tanganku Saat kamu masih berjuang bersamaku Kita sering menghabiskan waktu untuk melihat indahnya langit malam bukan? Memandangi sang rembulan serta gugusan bintang, berdua saja Katamu, aku adalah rembulanmu Sedang kamu adalah sinar rembulanku Lalu lekuk bibir kamu mengembang Kedua pipiku juga ikut mengembang Iya, itu dulu Februarinya sudah berbeda Februari sekarang hanya bersama kenang "Tik" Tetes embun mendarat tepat di dahiku Aku baru sadar, sekarang ini hari sedang pagi Aku sudah terlalu lama bergelut dengan kenangan Saatnya aku bersiap perg...
Semua tulisan disini sengaja di buat untuk tabungan tawa dan senyum di masa depan, istilahnya sebagai celengan pribadi kedua setelah celengan ayam di kamar. Baca saja dan selamilah diam- diam. Carilah letak penokohan yang tepat, entah sebagai aku, kamu atau dia. Dengan begitu akan lebih mudah memahaminya. Dan terimakasih jika sudah menyempatkan membaca, semoga ada kesempatan untuk saling menyapa di dunia nyata.