Harusnya aku segera tahu diri,
aku ini siapa?
Di banding dia yang memiliki kelebihan tak terkira.
Aku harusnya tak terus mengemis cintanya.
Mungkin saat itu ia hanya sedang berbaik hati saja, tidak benar- benar cinta.
Bisa jadi karena kasihan melihat diriku yang banyak kurangnya.
Iya,
aku harusnya segera paham.
Mana mungkin sosok seperti dia mau suka dengan wanita yang jelek seperti diriku.
Hei,
aku harus sadar!
Saat hari berakhirnya hubunganku dengan dia,
apa dia berusaha memperjuangkan ku?
Tidak-kan?
Lantas kenapa aku masih memperjuangkan dia lagi.
Apa pedulinya dia padaku?
Tidak ada kan?
Sungguh kasihan diriku ini.
Mungkin dengan berakhirnya hubungan itu, malah membuat dia bahagia.
Terbebas dari belenggu apalah.. entahlah....
Ya sudah, terima saja apa kata nasib.
Tak perlu terus- terusan meratapi dia.
Dia yang entah masih peduli atau tidak.
Eitss maaf, aku masih berharap. Aku ralat.
Dia yang jelas tidak peduli.
Harusnya aku tahu di titik mana aku harus berhenti.
Agar tak merugikan diri sendiri.
Cukup!
Sekarang saja!
Iya, sekarang!
Aku harus berhenti sekarang.
Dia tak peduli aku.
Chat ku pun hanya berakhir pada tanda centang dua berwarna biru.
Cukup!
Jangan menangis.
Dia tak menginginkanmu.
Dia sudah tak mencintaimu, bahkan mungkin tak pernah.
Dan maaf, aku masih dan selalu rindu kamu.
P.S. :
Baiklah, ini adalah efek cemburu. Iya, cemburu pada teman sendiri. Ahhhh... aku menghindari chat laki- laki yang tak berkepentingan dan hanya sekedar basa- basi. Kamu ternyata chattingan dengan beberapa wanita. Ya mungkin karena ingin menjaga pertemanan. Tapi ya sudahlah, itu hidup kamu. Aku hanya teman biasa, tak dekat, tak pernah saling berinteraksi lagi, dan tak memiliki hak atas dirimu. Tapi aku cemburu dan aku tak menampik hal itu. Aku selalu menuliskan banyak hal disini, karena aku pernah baca kutipan dati novel BARA, tertulis bahwa "tak semua yang telah menjabat tanganmu adalah teman". Iya, seperti yang sedang trending sekarang, itu loh tentang Bu Dendy dan temannya sendiri. Ah sudahlah, tak semua peduli dengan ceritaku kadang hanya ingin tahu saja. Abaikan saja tulisan ini, aku hanya berhalusinasi. Menulisnya dihayati, biar seperti nyata terjadi. Hingga air mata keluar tanpa henti. Bisa jadi ini cerita fiksi atau non-fiksi. Entah apa kebenarannya, masih sulit dimengerti. Tapi terkadang air mata itulah jawabannya. Jangan bersedih lalu sekedar simpati, bantu juga dengan doa sepenuh hati. Agar kisahku dan dia tak berhenti sampai disini. Terimakasih banyak sekali. Doa akan memberi jawaban terbaik. Semoga saja, tapi mungkin tak ada yg baca. Seperti biasa, hanya aku yang tahu blog ini. Tak pernah aku share kemana pun. Mungkin yang kepo denganku saja akan mengetahui. Nyatanya aku ini orang biasa, dan tak akan ada yang search namaku di google karena ingin stalking. Jadi, tulisan ini akan aman dari mereka yang iri. Qkwkk sudah ya, abaikan orang yang sedang cemburu ini. Terimakasih. Bye.
Baiklah, ini adalah efek cemburu. Iya, cemburu pada teman sendiri. Ahhhh... aku menghindari chat laki- laki yang tak berkepentingan dan hanya sekedar basa- basi. Kamu ternyata chattingan dengan beberapa wanita. Ya mungkin karena ingin menjaga pertemanan. Tapi ya sudahlah, itu hidup kamu. Aku hanya teman biasa, tak dekat, tak pernah saling berinteraksi lagi, dan tak memiliki hak atas dirimu. Tapi aku cemburu dan aku tak menampik hal itu. Aku selalu menuliskan banyak hal disini, karena aku pernah baca kutipan dati novel BARA, tertulis bahwa "tak semua yang telah menjabat tanganmu adalah teman". Iya, seperti yang sedang trending sekarang, itu loh tentang Bu Dendy dan temannya sendiri. Ah sudahlah, tak semua peduli dengan ceritaku kadang hanya ingin tahu saja. Abaikan saja tulisan ini, aku hanya berhalusinasi. Menulisnya dihayati, biar seperti nyata terjadi. Hingga air mata keluar tanpa henti. Bisa jadi ini cerita fiksi atau non-fiksi. Entah apa kebenarannya, masih sulit dimengerti. Tapi terkadang air mata itulah jawabannya. Jangan bersedih lalu sekedar simpati, bantu juga dengan doa sepenuh hati. Agar kisahku dan dia tak berhenti sampai disini. Terimakasih banyak sekali. Doa akan memberi jawaban terbaik. Semoga saja, tapi mungkin tak ada yg baca. Seperti biasa, hanya aku yang tahu blog ini. Tak pernah aku share kemana pun. Mungkin yang kepo denganku saja akan mengetahui. Nyatanya aku ini orang biasa, dan tak akan ada yang search namaku di google karena ingin stalking. Jadi, tulisan ini akan aman dari mereka yang iri. Qkwkk sudah ya, abaikan orang yang sedang cemburu ini. Terimakasih. Bye.
Komentar
Posting Komentar