Rintik gerimis menetes di jari manisku Seketika, radar kenangan saat itu berdenyut kembali Kenangan saat aku sedang bersamamu Berdiri di teras memandang rintikan hujan yang turun dari langit malam Ditemani dua buah bintang yang bersinar terang benerang Dan bulan sabit yang elok rupawan Kadangkala kita bercengkarama Menceritakan semua hal yang pernah, sedang dan akan terjadi Saling memberi semangat dan saling mengingatkan Kadang kitapun hanya diam tak berucap Kedua mata fokus memandang keindahan langit malam sumedang Namun hati kita seperti saling berbicara Hingga tiba waktunya kita bertatap muka, senyumanlah yang pertama kita lontarkan Dan tahap selanjutnya berkata "apakah yang kita fikirkan sama, mengenai hal ini?" Dan jawaban pasti "Iya" Akhirnya kita tertawa bersama Untuk sementara ini kondisi sudah berbeda Aku disini dan kau jauh disana Entah seberapa jauh jarak diantara kita Yang aku tahu kita hanya terbentang waktu satu jam jika naik...
Semua tulisan disini sengaja di buat untuk tabungan tawa dan senyum di masa depan, istilahnya sebagai celengan pribadi kedua setelah celengan ayam di kamar. Baca saja dan selamilah diam- diam. Carilah letak penokohan yang tepat, entah sebagai aku, kamu atau dia. Dengan begitu akan lebih mudah memahaminya. Dan terimakasih jika sudah menyempatkan membaca, semoga ada kesempatan untuk saling menyapa di dunia nyata.